ANOTHER LIFE
-Cerita Fiksi ilmiah-
“suhu tertinggi hari ini mencapai -100 C, dan
suhu terendah mencapai -400 C hari ini. Kondisi alam sedang
baik-baik saja. Tidak ada ancaman dari makhluk asing”. Ucap oleh salah satu
radio control stasiun cuaca di planet Doradus. Dan para relawan dari bumi yang
terdiri dari 6 orang ini yang 4 orang nya merupakan wanita dan 2 pria sudah
berada beberapa bulan di planet ini. dan bersiap untuk menjalankan misi mereka
diplanet ini. Mereka di kumpulkan di dalam satu ruangan, menunggu intruksi dari
para Ilmuwan yang berada di laboratorium.
“tekanan atmosfis mencapai 600 pascal, level ancaman :
Berbahaya” ucap radio control yang memantau keadaan di planet Doradus. Mereka
melihat ke monitor radio control tersebut. “Dalam 10 detik, bebatuan di
permukaan akan mencapai titik beku. Dalam 20 detik kulit dan otot manusia tidak
bisa bekerja normal dan bisa mengakibatkan kematian” ucap radio control. Dan
mereka satu persatu di gosok menggunakan tisu khusus yang sudah diciptakan para
ilmuwan diplanet itu. Tisu tersebut diletakkan didalam wadah plastic mika
transparan untuk di teliti lebih lanjut.
Setiap relawan diberi nama panggilan seperti nama planet di galaksi.
“Antares 7” ucap salah seorang ilmuwan wanita. Dan dia pun
datang menghampiri ilmuwan yang berada di ruang khusus dan mengambil tisu untuk
di uji kepada dirinya. Dan dia hanya diam melihat tisu tersebut “jangan
difikirkan, silahkan dihirup tisu tersebut” ucap ilmuwan itu. Dan Antares 7 pun
menghirupnya. “berikan nilai 1 sampai 10” ucap ilmuwan itu. “aku memberi nilai
2” balas Antares 7.
Antares 7 pun menuju ke lift, Di dalam lift Antares 7 ingin
menuju ke lantai 4. Dan ada seorang pria yang sama-sama menggunakan pakaian
khusus yang sama dengan mereka dan hanya berbeda di bagian nama saja. Antares 7
melihat pria asing ini dan merasa ada harapan untuk masih bisa hidup di planet
Doradus. Si pria ini hanya melihat dan tersenyum kepada Antares 7, dan pintu
lift pun terbuka menandakan sudah sampai di lantai 4. Antares 7 pun keluar dari
lift meninggalkan pria itu sendiri.
Di dalam sebuah laboratorium, para peneliti sedang sibuk
meneliti agar manusia bisa hidup di planet Doradus. “terdapat badai kecil
sekitar 8% di arah tenggara planet dan tekanan atmosfir 600 pascal” ucap radio
control.
Nebula 3 adalah nama pria yang berada di lift Bersama Antares
7. Dia melihat kearah monitor radio control dan memikirkan tenang nasib
hidupnya diplanet itu. Tiba-tiba seorang ilmuwan laki-laki mendatanginya dan
memerintahkannya untuk segera kebawah tanah untuk meneliti bagian bawah tanah
planet tersebut. Dia pun turun melewati tangga besi menuju bawah tanah.
Sampai dibawah, dia melihat Antares 7 didalam sebuah ruangan
yang berisi tanaman hijau didalam pot. Dia menghampiri Antares 7 yang sedang
memainkan kamera mainan yang didalamnya terdapat foto-foto pemandangan indah di
bumi. “bolehkah aku melihatnya?” ucap Nebula 3. “silahkan” ucap Antares 7.
“indah sekali pemandangan disana, aku ingin Kembali kesana”
ucap Nebula 3. “kita semua ingin Kembali kesana, aku berharap ada keajaiban agar
kita semua bisa Kembali ke bumi” ucap Antares 7.
“bukankah bumi sudah memiliki segalanya? Kenapa para ilmuwan
menginginkan sebuah planet baru yang bisa di huni oleh manusia?” ucap Nebula 3.
Hanya diam, kemudian Antares 7 mengambil mainan kameranya Kembali.
“apa kau baik-baik saja?” ucap Nebula 3
“yah semua baik-baik saja” ucap Antares 7
Tiba-tiba kipas angin yang tadinya memberi sirkulasi udara
kepada tanaman yang mereka punya di ruangan itu terjatuh
“bruukk” suara kipas angin jatuh
Dan dengan segera Antares 7 mengembalikan kipas angin ke
posisi semula dan Kembali menyalakannya dan mengarahkan anginnya ke tanaman
yang mereka punya.
“untuk apa kipas angin itu disini?” ucap Nebula 3
“Untuk menguatkan akar tanaman dan tanaman ini akan
menghasilkan oksigen, agar udaranya bersirkulasi seperti dibumi” balas Antares
7
“aku merindukan hujan seperti dibumi” ucap Nebula 3
Antares 7 hanya membalasnya dengan senyuman. “tanaman
menghasilkan oksigen untuk mikroorganisme” suara dari radio control. Dan mereka
pun mengambil udara dari sekitar tanaman itu dengan mengatupkan tangan mereka.
Mereka benar-benar rindu akan kehidupan di Bumi.
Mereka Kembali keruangan mereka.
Sebelum Kembali keruangan, Nebula 3 singgah untuk mengambil
sesuatu dilokernya, tiba-tiba dia melihat Antares 7 melewatinya dan masuk ke ruang
darurat. Dia ingin menenangkan diri didalam ruang tersebut. Dan tak lama
berselang nebula3 menyusulnya dan masuk ke dalam ruangan itu.
Mereka berdua saling tatap dan duduk santai di ruangan
tersebut, berharap akan Kembali ke Bumi dengan segera. Tak lama berselang
mereka Kembali ke kegiatan masing-masing.
Antares 7 berjalan di koridor dan menuju ke laboratorium,
untuk mengantar tanaman. Sesampai di laboratorium ia tak sengaja dia mendengar
obrolan antara 2 orang professor yang ada di dalam laboratorium tersebut.
“project kita masih jauh dari berhasil, bahkan untuk
mendekati berhasil pun tidak” ucap professor wanita yang bernama Marie kepada
professor pria yang bernama Dalton. “sudah kubilang untuk Kembali fokus pada
project utama, kau malah haus akan kreatifitas” ucapnya lagi.
Professor Dalton hanya berdiam diri sambil melihat sesuatu
didalam gelas ukur.
Antares 7 pun tiba didepan pintu, melihat dari celah kaca
kecil yang ada di bagian atas pintu. Dia kaget dan jongkok di sebelah pintu
yang masih tertutup itu.
“katakan saja fakta yang sebenarnya kepada mereka, jangan
hanya memikirkan harga dirimu saja supaya tidak di anggap gagal sebagai
profesor” ucap professor Marie.
Professor Dalton hanya diam dan berjalan menuju pintu keluar
meninggalkan Professor Marie sendiri di dalam Laboratorium. Dia membuka pintu
dan menuju koridor. Antares 7 yang sudah berada didepan pintu, lalu masuk ke
dalam laboratorium untuk menyerahkan tanaman itu ke professor Marie.
Antares 7 meletakkan tanaman itu di atas meja, professor
Marie menghampiri dia dan melihat tanaman yang dibawa oleh Antares 7. Professor
Marie memetik selembar daun dan membuka percakapan dengan Antares 7.
“jadi, aku ingin bertanya kepadamu tentang pasangan. Apakah
kamu suka sama seseorang yang Bersamamu disini?” tanya Professor Marie.
“apakah ada beberapa? Aku tidak bertanya siapa dia, aku
hanya penasaran” lanjutnya.
“memilih untuk berpasangan tidak baik untukku, aku lebih
nyaman untuk fokus dalam misi ini” jawab Antares 7. “dan masa depan planet ini
demi umat manusia di masa depan. Saya haus akan pengetahuan tentang adaptasi
manusia di planet ini” lanjutnya.
“ya, jawaban yang sangat rasional” jawab Professor Marie.
Dan professor pun meninggalkan ia di dalam laboratorium
sendirian. Antares 7 pun memutuskan untuk ke bawah tanah ke ruangan dimana ia
merawat tanaman tersebut. Dia jalan melewati tangga besi dan menuju ruangan
yang dipenuhi tanaman.
Dia meneteskan beberapa cairan ke daun yang ada pada tanaman
tersebut. Tiba-tiba dari belakang ada teman 1 misi yaitu Antares 4 dan berkata
“itu melanggar protocol”.
Antares 7 pun melepaskan pipet tetes yang dipakai untuk
meneteskan cairan tersebut ke meja. Ia berbalik arah dan melihat Antares 4.
“tidak ada yang tahu soal ini, kumohon jangan beritahu siapapun” Ucap Antares
7.
Antares 4 hanya diam
dan sepakat untuk menjaga rahasia Antares 7. Tiba-tiba Nebula 3 datang
menghampiri dan memberitahu sesuatu.
“pertumbuhan sel tanaman sangat dibutuhkan untuk section 1”
ucap Nebula 3, lalu ia pergi meninggalkan Antares 7 dan Antares 4. Dan tak
beberapa lama mereka mengikuti pergi ke section 1.
Didalam Laboratorium, Professor Marie sedang menempatkan
tisu khusus dari penelitiannya ke tiap kotak plastic mika yang siap untuk
dibagikan kepada peserta misi ini.
Didepan pintu, Antares 7 sudah menunggu untuk masuk, dan tak
lama kemudian dia masuk keruangan untuk bertemu dengan Professor Marie.
“ya, ada apa Antares 7?” ucap professor Marrie.
“Kapan kita akan berjalan dipermukaan planet ini dengan
aman?” balas Antares 7
“ada beberapa kemunduran dari penelitian ini, dan kita harus
menunggu beberapa tahun kedepan hingga semua benar-benar aman” ucap Professor
Marie.
“tapi bagaimana dengan upacara perayaan kita berada diplanet
ini?” balas Antares 7
“mereka hanya merayakan keberangkatan dan keberadaan kita
diplanet ini” ucap professor Marie.
Antares 7 hanya diam dan meninggalkan professor Marie
sendiri di laboratorium.
-lagu upacara perayaan-
Ini adalah bentuk perayaan mereka saat mereka berada di
planet Doradus
“Antares 1 dan nebula 2” panggil professor Marrie
Antares 1 dan nebula 2 pun maju ke depan dan diberi gelang
penghormatan karena berani menjalani misi ini, dan peserta yang lain pun
bertepuk tangan. Gelang penghormatan itu langsung di pakaikan oleh Professor
Dalton.
“selanjutnya Antares 4 dan Nebula 3” ucap professor Marie
sambil melihat Antares 7 dengan pandangan sinis.
Antares 7 pun tidak bisa berharap banyak, mengetahui
Professor Marie sedang memainkan perasaannya.
Antares 4 dan Nebula 3 pun mendapatkan gelang yang langsung
dipakaikan oleh professor Dalton, dan peserta lain memberi tepuk tangan kepada
mereka.
Ketegangan terjadi antara Antares 7 dan Professor Marrie.
Nebula 3 melihat Antares 7 dengan pandangan penuh harap, dan
Antares 7 membalas pandangan itu dengan penuh kecewa.
Setelah upacara perayaan selesai, Antares 7 berlari dan
menangis di salah satu koridor. Tak lama berselang Nebula 3 menghampirinya, ia
memegang tangan Antares 7 dan menggenggamnya.
Didalam laboratorium, Professor Marie duduk dan menelfon
seseorang. “ya, apakah kau sudah cek sesuatu di laboratorium?” ucapnya dalam
panggilan kepada seseorang ditelepon.
“beeeppp, beeeeeppp, beeeeepppp” suara alarm terdengar.
Sontak Antares 7 dan Nebula 3 berlari untuk mencari tahu apa
yang sebenarnya terjadi.
“ini Cuma pengeboran” ucap Antares 7
“ikutlah denganku” balas Nebula 3
“kemana?” tanya Antares 7
“keluar” jawab Nebula 3.
“ini adalah air,
bagaimana selanjutnya?” Ucap Antares 7.
“ayo kita lanjutkan
saja untuk keluar” balas Nebula 3.
“berhenti, kalian
akan mati jika kalian memaksakan diri kalian untuk keatas” ucap seseorang di
belakang mereka.
Mereka langsung
melihat kearah suara tersebut. Antares 7 melihat dengan gugup sambil menelan
ludah dan Nebula 3 hanya tertunduk saat mengetahui ternyata itu adalah suara
Professor Marie.
Professor marie
mencoba menghentikan mereka, bahkan professor Marie menodongkan senjata kearah
mereka berdua.
Nebulan 3
menggenggam tangan Antares 7. Dan terjadi ketegangan disini saat mereka saling
tatap di ruang bawah tanah. Sementara itu suara alarm masih terus berbunyi
menandakan akan ada sesuatu yang berbahaya.
Mereka berdua
berpaling dan berlari keatas tanpa menghiraukan senjata yang telah ditodong
oleh professor Marie. Dan professor Marie pun tidak berani untuk melepaskan
tembakan kepada mereka. Professor marie hanya berdiam dan matanya berkaca-kaca
sambil memegang pistol yang ada ditangannya.
Mereka berdua terus
berlari dari koridor ke koridor lain sampai akhirnya mereka berhanti di ujung
koridor. Dengan nafas terengah-engah mereka berdua saling tatap dengan penuh
kesedihan. keduanya tersenyum, mereka pun melanjutkan pelarian mereka.
Mereka sampai pada
sebuah pintu besi besar yang kuncinya menggunakan roda kunci putar.
Mereka berdua
memegang roda kunci itu, memutarnya dan menarik pintu itu perlahan hingga
pintunya terbuka. Dan mereka berjalan menuju luar dan terdapat pintu besi kecil
yang tidak terkunci. Mereka mendorong pintu tersebut untuk membuka pintu
tersebut. Dan penuh takjub dan kagum melihat suasana diluar ruang isolasi
mereka.
Ternyata bagian luar
ruang isolasi itu seperti rumah tua yang tidak berpenghuni. Rumah yang besar
dan memiliki tangga untuk naik ke lantai 2. Mereka melihat cahaya masuk dari
jendela tersebut. Mereka berjalan perlahan menuju pintu dari rumah tua yang
tampak kosong itu. Dan membukanya, ternyata ada pintu lagi didepan nya yang
masih tertutup.
Nebula 3 membuka
pintu terakhir. Cahaya yang sangat menyilaukan masuk dan membuat mereka
memicingkan mata karena tidak tahan dengan paparan cahaya tersebut. Akhirnya
mereka keluar dari rumah tua yang kosong itu dan kaget melihat sesuatu di luar
rumah itu yang tampak persis seperti bumi. Terdapat hamparan rumput yang hijau
sejauh mata memandang dan udara yang sama seperti bumi yang membuat mereka
dapat bernafas dengan bebas tanpa alat bantuan pernafasan.
Mereka berjalan dan
sampai di perbukitan, betapa kaget dan haru mereka melihat bukit-bukit hijau di
depan mereka dan angin segar berada disekitar mereka. Antares 7 pun meneteskan
air mata haru karena melihat sesuatu yang sama seperti bumi.
Mereka berdua
melihat langit dan kaget melihat ada terjun payung di atas mereka.
Dan semakin melihat
keatas semakin cahaya bersinar cerah hingga akhirnya, ternyata planet yang
mereka singgahi tersebut adalah planet Bumi dan mereka tidak pergi kemana-mana.
Hanya ditahan di dalam fasilitas stasiun luar angkasa.
-Tamat-
Posting Komentar untuk "ANOTHER LIFE"